Pages

Senin, 15 Oktober 2012

Menunggu Tanpa Jeda



Tiap hari hanya bisa mendengar dengusan napas orang-orang. Tiap hari hanya mampu menyenangkan hati orang sesaat. Tiap hari hanya mampu duduk diam mendengar kedongkolan orang-orang. Entah hadirku yang tak begitu tepat ataukah tempat yang kudiami tidak begitu tepat untuk membuat orang-orang yang datang merasa senang. Itulah tugasku. Menjadi pendengar dan menjadi tempat bersandar oleh siapapun mereka yang ingin menikmatiku.
Jika bisa kupersentasikan dari 20 orang yang mengunjungiku, 15 orang di antaranya harus pulang dengan muka kesal yang berlipat-lipat. Entah apa alasannya. Padahal udara di sini begitu sejuk, saat di luar sana matahari memanggang tubuh tanpa ampun sama sekali. Padahal ada air mineral dan secangkir minuman hangat yang tersedia gratis di sini, saat di luar sana butuh usaha untuk mendapatkan seteguk air. Jika itu belum cukup, ada seorang penunggu yang baik hati bersedia menyediakan minuman yang anda inginkan. Ada bonus lagi. Mereka yang menggunakan jasaku, setiap saat bisa melihat para perempuan molek berpakaian apa adanya sedang berlenggak-lenggok lagak bak peragawati profesional. Jika mereka berani dan cukup beruntung, sekali kerlingan mata bisa mendapatkan nomor HP atau pin BB dari salah satu perempuan itu. Kurang apalagi?
Aku hadir melengkapi segala kenyamanan yang ada. Hadirku memberi kenyamanan bagi tamu yang datang mengantri. Aku mungkin nampak biasa-biasa saja, bahkan terkesan diam membatu. Tapi itu tak membuat mereka mengindahkan niatnya untuk menggunakan jasaku. Ada yang hanya sekedar menyentuhku beberapa saat, bahkan ada yang tak segan-segan menikmatiku hingga sejam atau dua jam penuh tanpa henti.
Kadang aku hanya tertawa geli saat mendengar komentar mereka yang menikmatiku. “Empuk”, katanya. Kadang, jika dalam keadaan segar bugar, mereka bahkan berani mengajakku bermain tebak-tebakan untuk menebak tempat asalku. Salah satu dari mereka menyebut mungkin asalku dari Jepara, karena bentukku yang begitu detail dan sempurna. Satu dari yang lain mengatakan saya berasal dari Turki, karena kelembutan yang kumiliki khas Timur Tengah. Bahkan ada yang menyebutkan saya berasal dari Jerman karena kulitku yang halus dan putih.  Kata mereka saya begitu anggun tapi tak nampak lemah, saya tetap kuat menahan segala macam benturan, berapa lamapun menggunakanku mereka selalu melihat saya tetap empuk dan montok tanpa rasa sakit.
Tapi, selang beberapa saat, muka dongkol mereka mulai muncul. Sebagus apapun pelayananku, sekuat apapun menahan bobot tubuhnya, dongkol itu tetap datang. Sepertinya bukan karena pelayananku yang kurang atau karena air gratis yang habis. Terlebih lagi bukan karena perempuan-perempuan solek itu tak menarik di mata atau tak membangkitkan sisi kelaki-lakiannya sama sekali.
Sepertinya mereka sudah terlalu letih dipaksa menunggu tanpa kepastian. Menunggu hanya untuk mendengar penolakan. Menunggu hanya untuk melihat respon muka lurus tanpa rasa bersalah. Atau bahkan parahnya lagi, beberapa dari mereka tak bertemu dengan orang yang dinanti. Kesal dan meledaklah mereka akhirnya.
Akulah yang menjadi sasaran. Tak jarang pukulan mendarat di bahuku, tendangan harus melesat keras ke arah pergelangan kakiku. Bahkan jika mereka sangat kesal, ada yang tega menyiramiku dengan sengaja. Sakit rasanya. Baru saja dipuja, selang beberapa waktu saya pun harus merasakan sakit.
Apapun itu, sekalipun sakit dan nyeri yang aku dapat, tak akan pernah membuatku pergi dari tempat ini. Setiap yang dicipta punya fungsi dan kegunaan masing-masing, termasuk diriku. Fungsi dan kegunaan itu tak akan bisa aku berikan ke yang lain, jika diriku tidak berada di tempat yang tepat. Dan di sinilah tempatku yang paling tepat. Tempat yang telah dinisbahkan untukku mengabdi. Di ruang tunggu yang akhirnya tetap menjadi tempat sementara untuk menanti. Tempat menumpahkan segala sakit hati. Tanpa pernah diingat lagi. Tapi, kuingin bilang kepada mereka bahwa aku akan akan tetap berada di sudut ini menunggu dan terus menunggu mereka tanpa imbalan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Tentang Cerita. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.