Pages

Senin, 15 Oktober 2012

Kecewa dan Kebiasaan Kita untuk Menuntut



Ada ruang kecewa di hampir setiap jejak hidup.
Terlalu besarnya asa tanpa melihat realita yang ada mungkin menjadi alasan hadirnya sesuatu yang disebut kecewa.
Kecewa pun menjadi alasan untuk lari dari kenyataan.
Entah apa alasannya harus berlari.
Karena kecewa disertai ketidakmampuan mengubah arah,
atau kecewa bercampur aduk dengan keapatisan membuat kondisi ini harus ditinggalkan.
Riak itu memang selalu ada, karena ini adalah tempat yang penuh keterbatasan
Tempat yang tidak akan pernah mampu menampung berjuta asa dari semua makhluk
Tapi itu tak berarti berdiam diri menjadi jawaban dari semua kecewa
Kenapa kita selalu menuntut banyak pada sekeliling kita, padahal kita saja punya kemungkinan yang sama untuk mengecewakan yang lain?
Kenapa kita selalu menuntut orang mengerti kita, padahal kita tak mampu mengerti apa yang di sekitar kita rasakan?
Kenapa kita terlalu cepat menjatuhkan vonis bersalah terhadap yang lain, padahal kita tak pernah betul-betul mengetahui apa yang mereka lakukan?
Kenapa kita terlalu cepat kecewa dengan kondisi, sedangkan kita pun hanya mampu mengeluh tanpa bertindak?
Kenapa kita terlalu banyak berbicara, sedangkan mendengarkan yang lain saja kita tak pernah?
Iya..
Kita terlalu banyak menuntut tanpa berbuat.
Kita terlalu banyak berbicara tapi tuli akan cerita yang lain
Kita terlalu banyak merengek tanpa tahu kondisi yang lain
Kita terlalu asyik hidup dengan keluarbiasaan kita tanpa pernah melihat keterbatasan orang lain
Kita terlalu cinta terhadap diri sendiri, sampai kita selalu menutup kemungkinan lain untuk menilai bahwa kita tidak tahu terlalu banyak
Ini bentuk kekecewaan juga..
Iya.. Memang..
Kekecewaan besar terhadap diri sendiri yang masih selalu saja menilai orang lain dengan kacamata sendiri
Kekecewaan besar karena hanya mampu menghukumi orang lain dengan menggunakan pengetahuan yang sangat terbatas
Kekecewaan terhadap diri sendiri karena  tak mampu menyingkap rahasia di setiap sudut hati dan pikiran orang lain.
Kecewa hadir bukan karena yang lain, tapi karena keterbatasan berpikir di luar kebiasaan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Tentang Cerita. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.