Pages

Jumat, 28 September 2012

Tentang Bicara


Berbicara memang adalah salah satu cara memberikan petanda tentang apa yang terasa. Namun, terkadang ada satu topik pembicaraan yang  sulit dimengerti oleh lain. Mungkin cara berbicara kita yang terlalu cepat, ataukah mereka yang mungkin kurang bisa peka dalam menangkap maksud dari pembicaraan kita.
Berbicara adalah salah satu cara untuk mempersatukan perbedaan-perbedaan antara dua orang atau lebih. Namun, kadang-kadang (lagi), berbicara menjadi sebuah awal dari sebuah konflik yang berkepanjangan.  Jika ada pemaknaan yang salah dari sebuah pembicaraan, maka tinggal menunggu waktu saja sebuah perseteruan akan muncul. 
Ada juga masa telinga sering mendengar pembicaraan orang lain tanpa sengaja. Dan karena tak tahan menanggung beban rahasia dari pembicaraan tersebut, maka mulutpun akan berbicara dari satu orang ke orang lain. Bukan sebuah kejelasan yang didapatkan, melainkan arah bahkan isi dari pembicaraan itu makin buram.  Keburaman ini muncul, karena mulut dan pikiran seseorang terkadang terlalu lincah memberikan bumbu penyedap di setiap pembicaraannya. Maka jadilah pembicaraan yang tingkat akurasi kebenarannya sulit lagi dipercaya.
Berbicara adalah sebuah keharusan. Entah berbicara dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah ataukah sekedar hanya untuk mengutarakan apa yang terpikir dan apa yang dirasakan. Karena segelintir orang menganggap bahwa berbicara adalah salah satu obat ampuh untuk menyembuhkan penyakit jiwa. Jangan salah paham dulu tentang penyakit jiwa ini, supaya tidak salah paham mari kita bicarakan baik-baik.
Penyakit jiwa yang saya maksud misalnya penyakit yang timbul karena menahan kerinduan terlalu lama, atau misalnya lagi penyakit jiwa karena menahan setumpuk ide dan rasa yang seharusnya disampaikan ke orang lain melalui pembicaraan penting. Sekedar menyapa pun itu merupakan obat ampuh untuk memulai pembicaraan yang awalnya dianggap tidak mungkin terjadi. Makanya mari berbicara untuk menenangkan hati.
Kedekatan dengan seseorang pun ternyata membawa dampak terhadap pemilihan topik pembicaraan. Untuk membahas keburukan kawan dalam pembicaraan yang sifatnya personalpun terkadang sulit dilakukan, karena merasa tak nyaman atau takut menyinggung perasaan kawan dekatnya. Terlalu sering menumpuk kritik bagi temannya dengan menahan suara saat berbicara, membuat kejengkelanpun meningkat. Dan akhirnya dapat ditebak ujungnya, kesalahpahaman terjadi dan pembicaraan pun tak ada lagi.
Baru merasa kehilangan, ketika tak lagi saling bicara. Dan untuk memulai sebuah fase pun begitu sulit. Ingin berbicara takut tak dipedulikan, ingin bertegur sapa takut tak terbalaskan. Tak ada yang salah jika kita semua duduk bersama untuk membicarakan semua hal. Yang salah jika ada sebuah ketidaksepakatan yang hadir dalam sebuah pembicaraan, tapi tak diutarakan dengan baik. Tak ada yang salah jika kita memulai dengan kata “hai”, yang salah jika kita tak punya niat untuk kembali menyambung pembicaraan yang sempat terputus. Mari bicara, mari mendengar. Mari membuka diri dengan setiap topik pembicaraan. Mari menjadikan pembicaraan sebagai cara untuk menilai diri kita dengan melihat arti kita di mata orang lain.







0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Tentang Cerita. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.